Aku Ingin Mencintaimu Sepenuh Hati, Bukan Melukaimu Setengah Hati


Ah, malam yang hening. Aku selalu suka dengan keheningan. menurutku keheningan itu waktu yang tepat untuk melamun. Melamunkan pancaran kenangan yang turut memancarkan cahayanya bersama terang bulan dari langit.

Hingga akhirnya cahaya itu membuatnya menerangi alam, alam kegelapan, kegelapan yang menyelimuti malam, bentuknya seperti cahaya yang keluar dari sebuah senter. Begitu terasa menyilaukan dan sakit walau dilihat dengan kasat mata. Membuat terhenyak walau sejenak.



Seperti biasa. Aku melamun duduk di depan komputer, menatap monitor tepat di depanku, membayangkan wajahmu. Bagai melihat sebuah film, film berjudul namamu. Semua hanya wajahmu yang terproyeksikan.

Aku hanya ingin mencintaimu dengan sepenuh hati, bukan melukaimu dengan setengah hati. Yah aku pikir mencinta itu layaknya kita menggenggam seekor burung. Jika kita menggenggamnya terlalu erat, maka akan mati. Namun jika kita menggenggamnya terlalu longgar, dia akan pergi. Pilih mana? Aku selalu benci dengan pilihan, tapi terkadang aku lebih benci lagi jika tidak punya pilihan sama sekali. Kalau boleh aku memilih, aku hanya ingin memilih kamu, bukan seekor burung yang aku genggam melainkan kamu yang aku peluk.

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com.com