Cinta memang tidak pernah diduga kapan datangnya begitupun dengan putus cinta hanya perasaan ini dan tuhan yang tahu. Sejak gue berseragam putih merah, rambut belah tengah dan belum disunat gue sudah mengenal kata cinta walaupun hanya sebatas kata tanpa tahu artinya, disekolah gue cukup dikenal dan dipandang luas banyak orang, karna prestasi gue dan keaktifan gue di organisasi, bahkan bisa dibilang gue ngeksis di sekolah. Sifat eksis gue ini bahkan gue bawa sampai SMP yang mencoba mengikuti OSIS bahkan dicalonkan menjadi ketua OSIS, lalu di ekstrakurikuler gue mengikuti kegiatan pramuka bahkan gue terpilih menjabat sebagai pratama putra di SMP yang gue masuki. Gue hampir menjadi idola di sekolah gue.
“Al gilaa.. lo keren banget banyak yang naksir, kenapa lo nggak
pilih aja salah satu dari mereka buat ngilangin status jomblo lo itu” seru Farhan
salah satu temen sekelas gue.
“Nggak
ah, gue belum mau pacaran lagian belum ada cewek yang sreg dan cocok sama gue”
Mungkin
lebih jelasnya gue lebih memilih menjalin hubungan tanpa status dengan
seseorang, gue rasa itu lebih nyaman ketimbang pacaran.
Bahkan
sampai gue lulus SMP sifat eksis gue
masih menempel dalam diri gue, gue melanjutkan di sekolah menengah kejuruan,
gue memilih jurusan akuntansi karna itu pilihan gue dan orangtua agar memilih
jurusan tersebut, dan ketika MOS (Masa Orientasi Siswa) tiba gue mendapatkan banyak teman baru. Ketika disuruh memilih eskul apa yang gue ikuti, gue mencoba hal baru untuk
mengikuti eskul sepakbola dan seiringnya waktu berjalan gue juga mengikuti
eskul pramuka itupun karna atas desakan teman, dan gue juga coba mengikuti eskul
basket yah walaupun tinggi badan gue nggak
tinggi alias pendek gue nggak canggung buat ikutan eskul basket. Memang pada
awalnya gue mengikuti eskul basket karna terobsesi dari sinetron dan ftv-ftv yang
pemeran utamanya adalah anak basket, sejak itu gue pikir anak basket itu keren,
tapi gue nggak mau dianggap sebagai anak basket yang keren, gue mau mereka
mengakui gue sebagai anak basket yang jago dalam hal skill maupun tehnik. Dan
gue awalnya mengikuti basket cuma buat mencari cinta, pada akhirnya malah jatuh
cinta sama basket itu sendiri.
Ketika
gue menjelang naik kelas 2 smk, dan nggak kerasa gue sudah beberapa kali pacaran
dan ternyata semua putus nyambung putus nyambung akhirnya gue akhiri
hubungannya yang bikin gue pusing ini tapi sifat eksis gue malah makin menjadi
gue dipaksa mengikuti OSIS.
“Al
ko gue ngeliat nama lo di calon anggota OSIS?” seru Donny temen sekelas gue.
“Masa
sih? Perasaan gue gak nyalonin jadi anggota OSIS”
Dan
ternyata bener nama gue tercantum di daftar calon anggota OSIS, dan ini semua
ulah Hadi temen gue, dia bilang karna dari akuntansi hanya sedikit yang mewakili
anggota OSIS jadi dia pilih gue, yah mau gimana lagi akhirnya gue pasrah tapi
dari situ pula gue makin dikenal para guru dan banyak siswa dari adik kelas
sampai kakak kelas.
Ketika hari minggu tiba, ini adalah hari yang pas buat
berolahraga, waktu yang pas buat mandi keringat. pagi ini gue berencana mau
lari pagi dan latihan basket tapi gue seolah mendengar kasur berbisik “sudah
temani aku saja” yaah gue akhirnya menuruti bisikan kasur, niat gue mau olahragapun
gue urungkan akhirnya gue melanjutkan tidur kembali, emang gue orangnya pemalas
kalo udah di kasur, bahkan sampai males mandi, males makan, males cari pacar.
Lagi asik-asiknya tidur handphone gue berdering sepertinya ada sms yang masuk,
ternyata benar sms dari temen gue Irfan.
“Al.. tadi ada yang minta nomer hp lo, semalem sejak lo
pamit pulang kumpul-kumpul sama anak karate dia penasaran sama lo akhirnya gue
kasih soalnya dia maksa” kata-kata yang disusun temen gue dilayar handphone
langsung seolah-olah menampar gue.
Dalam hati gue menggerutu, duh sialan asal kasih-kasih aja.
Lo kira nomer gue nomer sedot wc yang seenaknya dibagi-bagiin. Belum lama gue
mau membalas sms dari Irfan kemudian ada sms yang masuk
“Hai.. ini Aldi bukan?” terlihat jelas sms itu pasti dari
perempuan yang Irfan maksud.
“Iyaa benar, ini siapa ya?” bales gue tapi aneh sms gue tidak
terkirim-terkirim. Dan ternyata pulsa gue habis.
Gue segera mencari konter pulsa terdekat, lalu gue segera
membalas smsnya dan kali ini terkirim (yaiyalah terkirim udah diisi pulsanya)
gue penasaran semakin penasaran. 1 menit.. 2 menit.. dan yaa akhirnya dibales.
“Aku Laura, temen satu sekolah kamu tapi beda jurusan. Aku anak
eskul karate yang semalem, mungkin lo lupa sama aku”
“Oh yaa sorry yaa aku maksa minta nomer kamu dari Irfan, aku
cuma mau kenal kamu doang ko” lanjut Laura dengan smsnya
“Oh ya nggak apa-apa ko” bales gue sok jutek, dalam hati masih kesel
sama Irfan, liat aja lo Fan ketemu di sekolah gue cabutin bulu ketek lo.
Akhirnya sekali dua kali sms lama-lama kita makin akrab
lewat sms tapi belum pernah mengobrol secara langsung, ternyata Laura orangnya
asik juga, bisa diajak bercanda, perhatian pula.
“Hey Al, sendirian aja makan yuk di kantin eh gimana udah
liat orangnya belum?” Tanya Irfan yang tiba-tiba menepuk pundak gue dari
belakang
“Liat siapa maksdunya?” Tanya gue heran
“Laura lah siapa lagi, lo mau tau laura nggak?” jawab Irfan yang
makin membuat gue penasaran
“Iya
mau tau lah, coba kasih tau gue orangnya”
Lalu Irfan menunjuk seorang wanita yang sedang duduk didepan
kelas bersama teman-temannya.
“Nah
itu orangnya yang pakai pita rambut warna biru”
Oh ternyata dia yang bernama Laura, ternyata dia manis
orangnya ditambah pula rambutnya yang lurus panjang bergelombang mirip model
iklan shampoo di tv.
Gue akhirnya sepakat mengajak laura untuk bertemu sehabis
pulang sekolah dilapangan basket, yah gue nekat mau menembak dia disitu. Waktu
terasa cepat seperti ingin mempertemukan gue dan Laura.
( To Be Continued - Bersambung )
( To Be Continued - Bersambung )
aih semoga aja diterima tuh acara nembaknya. nungguin :)
BalasHapusHahaha part 2 udah baru gue publish ko, jawabannya ada di part 2 :)) Thanks yah udah berkunjung :))
Hapus